REKONSILAIASI BANK
Rekonsiliasi
bank merupakan proses mencocokkan saldo dalam catatan akuntansi entitas untuk
akun kas dengan informasi yang sesuai pada laporan bank.
Dalam
proses rekonsiliasi bank akan memperlihatkan seluruh transaksi yang telah Anda
lakukan selama periode yang ditentukan.
Jika
ditemukan perbedaan, akuntan akan melakukan jurnal penyesuaian dengan
menggunakan bukti yang dianggap sah dan juga valid.
Apa itu Rekonsiliasi Bank?
Rekonsiliasi
bank adalah kegiatan merinci adanya perbedaan terhadap catatan transaksi milik
bank sebagai pengelola transaksi serta catatan yang dimiliki oleh perusahaan
dengan pihak bank berupa rekening koran atau biasa disebut bank
statement.
Tujuan
dari proses ini adalah untuk memastikan persamaan dan perbedaan antara
keduanya.
Rekonsiliasi
bank harus dilakukan karena informasi yang terdapat pada laporan bank merupakan
catatan bank dari semua transaksi yang terdapat dan berdampak pada rekening
bank perusahaan selama sebulan terakhir.
Rekonsiliasi
juga harus diselesaikan secara berkala pada semua rekening bank, untuk
memastikan bahwa catatan kas perusahaan adalah benar.
Hal
ini juga digunakan sebagai kontrol yang lebih baik atas penerimaan dan
pembayaran yang dilakukan secara tunai.
Mengapa Rekonsiliasi Bank Diperlukan?
Setiap
perusahaan pasti memiliki akun di bank untuk menyimpan uang mereka.
Jumlah
uang tunai yang disimpan di perusahaan umumnya hanya kas kecil (petty
cash) saja.
Pembukaan
rekening perusahaan di bank bertujuan untuk mengendalikan kas perusahaan secara
umum.
Meski
demikian, perusahaan harus memiliki catatan sendiri mengenai dana yang keluar
atau masuk, tidak sepenuhnya bergantung pada catatan dari bank.
Namun
demikian, sering ditemukan selisih antara catatan perusahaan dengan bank,
karena adanya biaya-biaya yang tidak diperhitungkan.
Misalnya
biaya administrasi bank, pembagian bunga, dan lain-lain.
Dalam buku besar
sebuah perusahaan tercantum transaksi yang melibatkan rekening
giro.
Di
sisi lain, bank juga membuat catatan rekening giro perusahaan ketika memproses
cek, setoran, biaya layanan, dan barang-barang perusahaan lainnya.
Catatan
bank ini mencantumkan aktivitas dalam rekening bank dan juga saldo yang ada di
dalamnya.
Setiap
akhir bulan, bank biasanya memberikan laporan ini pada perusahaan.
Pada
saat menerima laporan ini, perusahaan harus memverifikasi apakah jumlah pada
laporan bank sesuai dengan jumlah dalam rekening kas perusahaan dalam buku
besar umum, begitupun sebaliknya.
Proses
verifikasi inilah yang disebut dengan rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi
bank sangat diperlukan bagi perusahaan karena untuk mengetahui informasi
penting seperti contoh:
1. Perusahaan dapat mengetahui jumlah selisih
dari saldo kas pada laporan bank yang berbeda dengan pembukuan perusahaan.
2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab selisih
saldo kas pada catatan bank dan perusahaan.
Kapan Sebaiknya Melakukan Rekonsiliasi
Bank?
Sebuah
perusahaan paling sedikitnya akan melakukan rekonsiliasi sekali setiap
akhir bulan.
Proses
ini dilakukan segera setelah bank mengirimi laporan bank perusahaan yang berisi
saldo awal kas, transaksi selama satu bulan dan saldo akhir kas di bank
tersebut.
Tetapi,
akan lebih baik jika perusahaan melakukannya setiap hari dengan mengakses
informasi yang dapat diakses melalui website bank.
Dengan
menyelesaikan rekonsiliasi bank setiap hari, perusahaan pun dapat sesegera
mungkin menemukan permasalahan dalam akun bank, mencari sumber masalah dan
mencari solusinya.
Apabila
perusahaan menemukan sedikit aktivitas di bank dan terlihat seperti tidak
membutuhkan proses verifikasi, maka hal tersebut perlu dicurigai.
Karena
sangat tidak mungkin saldo akhir perusahaan dan saldo akhir bank akan sama.
Di
setiap saat pastinya ada beberapa kemungkinan pembayaran, setoran, biaya
layanan bank, penalti dan serta transaksi lainnya yang belum dicatat oleh
perusahaan.
Jika
hal ini terjadi maka lebih baik menutup akun tersebut dan menaruh sisa dana
tersebut ke dalam akun yang lebih aktif.
Dengan
melakukan ini, akan lebih mudah untuk menginvestasikan sisa dana serta memantau
status investasi.
Komponen dalam Rekonsiliasi Bank
Ada
beberapa komponen yang muncul ketika melakukan rekonsiliasi bank, yaitu adalah
sebagai berikut ini:
1. Deposit in Transit (Setoran dalam Proses) adalah Uang tunai dan/atau cek yang
telah diterima dan dicatat oleh suatu perusahaan, tetapi belum dicatat dalam
catatan bank tempat perusahaan tersebut menyimpan dana. Jika hal ini terjadi
pada akhir bulan, setoran tidak akan muncul dalam laporan bank, dan karenanya
menjadi item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank. Setoran dalam proses terjadi
ketika data tersebut terlambat sampai di bank sehingga tidak dapat dimasukkan
dalam catatan pada hari tersebut. Penyebab lainnya jika perusahaan mengirimkan
setoran namun tertunda ataupun perusahaan belum mengirim deposit ke bank sama
sekali.
2. Outstanding Check (Cek Beredar) adalah cek yang telah dicatat oleh
perusahaan, tetapi belum dicairkan. Jika belum diselesaikan maka tidak akan
muncul pada laporan bank.
3. Non-Sufficient Fund Check (Cek Kosong) adalah cek yang tidak diterima oleh
bank karena dana di dalam rekening perusahaan tidak mencukupi. Jika ini
terjadi, maka bank tetap akan mengeluarkan nota debit dengan jumlah
ketidakjujuran (dishonored) dan saldo di rekening akan dikurangi. Untuk
mengeluarkan cek ini, peruahaan akan dikenakan biaya pemrosesan.
Bentuk Rekonsiliasi Bank
1. Bentuk Staffel
Penyusunan
rekonsiliasi bank bentuk staffel dilakukan dengan menambahkan atau mengurangi
saldo kas menurut perusahaan ataupun menurut rekening koran sesuai dengan
pengaruh penyebab perbedaan, sehingga pada akhirnya akan diketahui saldo yang
sebenarnya.
Jenis
ini biasanya disusun secara vertikal/bertingkat di mana bagian atas berupa
rekonsiliasi saldo kas perusahaan, sedangkan bagian bawah berupa
rekonsiliasi saldo kas bank (saldo rekening koran).
Dibawah ini merupakan contoh rekonsiliasi bank dengan bentuk staffle:
2. Bentuk Skontro
Rekonsiliasi
bank bentuk skontro disusun secara bersebelahan atau berjejer di mana sebelah
kiri untuk rekonsiliasi saldo kas, sedangkan sebelah kanan untuk rekonsiliasi
saldo rekening koran.
Dibawah
ini merupakan contoh rekonsiliasi bank dengan bentuk skontro:
3. Bentuk 4 Kolom
Dibuat
untuk menetapkan saldo yang sebenarnya untuk saldo awal, penerimaan.
pengeluaran, dan saldo akhir.
Diperlukan
pengetahuan mengenai prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas untuk
mencatat jenis rekonsiliasi ini.
Dibawah
ini merupakan contoh rekonsiliasi bank dengan bentuk 4 kolom:
4. Bentuk 8 Kolom
Jenis
ini merupakan presentasi rekonsiliasi bank dengan tabel aktual yang terdiri
dari 9 kolom, namun hanya ada 8 kolom dari mutasi nominal.
Dibawah
ini merupakan contoh rekonsiliasi bank dengan bentuk 8 kolom:
Prosedur dalam Melakukan Rekonsiliasi
Berikut
ini adalah langkah-langkah melakukan prosedur rekonsiliasi bank:
1. Melakukan perbandingan antara saldo kas di
buku besar perusahaan dan rekening koran dari bank
2. Catat transaksi yang dilakukan oleh bank
3. Lakukan penelusuran terhadap transaksi yang
masih diproses
4. Buat lembar kerja rekonsiliasi dan hitung
selisihnya
5. Penelusuran dan pengecekkan ulang.
1. Melakukan Perbandingan Antara Saldo Kas
di Buku Besar Perusahaan dan Rekening Koran dari Bank
Perusahaan
yang mendaftarkan rekening giro di bank, pada setiap akhir bulan tentunya
mendapatkan laporan berupa rekening koran dari
bank yang bersangkutan.
Rekening
tersebut berisi berbagai transaksi perusahaan seperti cek, setoran, biaya
layanan, dan barang-barang perusahaan lainnya, serta saldo kas perusahaan yang
tersimpan di bank.
Rekening
koran ini dapat digunakan untuk membandingkan catatan yang ada di dalamnya
dengan catatan yang dibuat di buku besar oleh perusahaan.
Dalam
proses perbandingan ini, sangat tidak mungkin saldo akhir perusahaan dan saldo
akhir bank akan sama.
Hal
ini dikarenakan beberapa faktor seperti kesalahan pencatatan baik yang
dilakukan oleh bank ataupun perusahaan.
Pastinya
ada beberapa kemungkinan pembayaran, setoran, biaya layanan bank, penalti dan
serta transaksi lainnya yang belum dicatat.
2. Catat Transaksi yang Dilakukan oleh Bank
Transaksi
tercantum yang dilakukan oleh bank adalah transaksi yang bersifat otomatis dan
mudah dilacak dengan berpatokan pada rekening koran tersebut.
Transaksi
ini biasanya berupa biaya layanan bank dan pendapatan bunga dari rekening di
bank.
Salah
satu cara prosedur rekonsiliasi bank adalah dengan mencatat transaksi-transaksi
tersebut terlebih dahulu ke dalam buku besar perusahaan, baru kemudian
diteruskan ke langkah selanjutnya.
3. Lakukan Penelusuran terhadap Transaksi
yang Masih dalam Proses
Seperti
yang telah dijelaskan pada prosedur pertama, sangat tidak mungkin saldo akhir
perusahaan dan saldo akhir bank berada pada nominal yang sama.
Hal
tersebut disebabkan oleh kesalahan pencatatan baik dari perusahaan maupun bank.
Bisa
dalam bentuk deposit in transit atau outstanding
check.
Deposit
in transit atau
setoran dalam proses adalah uang tunai dan atau cek yang telah diterima dan
dicatat oleh suatu perusahaan, tetapi belum dicatat dalam catatan bank tempat
perusahaan tersebut menyimpan dana.
Setoran
dalam proses terjadi ketika data tersebut terlambat sampai di bank sehingga
tidak dapat dimasukkan dalam catatan pada hari tersebut.
Penyebab
lainnya yaitu jika perusahaan mengirimkan setoran namun tertunda ataupun
perusahaan belum mengirim deposit ke bank sama sekali.
Sementara outstanding
check atau cek beredar adalah cek yang telah dicatat oleh perusahaan,
tetapi belum dicairkan.
Dua
komponen ini merupakan komponen yang menyebabkan selisih paling besar pada
nominal saldo kas.
Oleh
karenanya perlu dilakukan penelusuran yang dilanjutkan dengan menghubungi pihak-pihak
yang terkait dengan transasksi tersebut.
4. Buat Lembar Kerja Rekonsiliasi Bank dan
Hitung Selisihnya
Tahap
selanjutnya adalah membuat lembar kerja
rekonsiliasi bank.
Di
dalam lembar kerja inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai wadah untuk
menghitung keseluruhan transaksi yang telah tercatat.
Setelah
perhitungan tersebut akan ditemukan selisih sebenarnya antara saldo yang ada di
rekening bank dengan saldo yang tercatat di buku besar perusahaan.
Jika
tidak terdapat selisih nominal saldo, maka proses rekonsiliasi bank telah
tuntas.
Namun
jika masih ada selisih diantara keduanya maka perlu untuk melanjutkan ke tahap
berikutnya.
5. Penelusuran dan Pengecekan Ulang
Tahap
ini dilakukan apabila terdapat selisih nominal antara saldo di buku besar
perusahaan dan rekening bank.
Pada
tahap ini dilakukan penelusuran dan pengecekan ulang terhadap penyebab
masalahnya.
Jika
nominal selisihnya kurang dari satu juta, kemungkinan kesalahan terjadi ketika
memasukan angka dalam pencatatan yang dilakukan oleh akuntan.
Namun, jika nilai selisihnya lebih dari satu juta, kemungkinan ada pencatatan transaksi yang belum diinput atau ada pencatatan jurnal transaksi yang dilakukan dua kali atau ada pembatalan transaksi dan belum dilakukan pencatatan jurnal pembalik.
Sumber :Jurnal.id
3 Komentar
udah di baca pa
BalasHapusUdah dibaca pak
BalasHapusSudah di baca
BalasHapus